Sponsor

"Ilmu Tanpa Amalan Ibarat Pohon Tanpa Buah" Ilmu Yang Berfaidah Adalah Ilmu Yang Digunakan Atau Dimanfaatkan, Dan Pekerjaan Yang Baik Adalah Pekerjaan Yang Dikerjakan Dengan Baik, Maka Ilmu Harus Dimanfaatkan Dan Harus Dipakai Untuk Memudahkan Dan Menyempurnakan Sesuatu Pekerjaan Agar Baik Hasilnya, Dan Mendatangkan Manfaat Bagi Kita Dan Orang-Orang Disekitar KIta.

Saturday, April 18, 2015

PENGERTIAN SAJA' ( SAJAK ) DALAM ILMU BALAGHAH


   1.      Pengertian Saja’
    Kata saja’ merupakan masdar dari (سَجَعَ). Saja’ secara leksikal bermakna bunyi atau indah. Sedangkan secara terminologis saja’ adalah:
تَوَا فُقُ الفَاصِلَتيْنِ فِي الحَرْفِ الأَخِيْرِ مِنَ النَثْرِ
Sesuainya dua kata terakhir pada huruf akhirnya dari sebuah natsar.[1]
    2.      Contoh-contoh saja’ ( sajak )
a.       Rasulallah Saw. Bersabda :
اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Ya allah, berikan pengganti kepada orang yang berinfak, dan berilah kerusakan kepada orang yang tidak mau berinfak.
b.      Seorang arab badui yang anaknya hanyut dibawa banjir berkata:
اَلَّلهُمَّ إِنِّ كُنْتَ قَدْ أَبْلَيْتَ فَإِنَّكَ طَالَماَ قَدْ عَافَيْتَ
Ya allah, jika engkau membinasakannya, maka sesungguhnya telah sangat lama engkau menyehatkannya
اَلْحُرُّ إِذَا وَعَدَ وَفَى، وَإِذَا اَعَانَ كَفَى، وَإِذَا مَلَكَ عَفَا
Orang yang merdeka itu ketika berjanji memenuhinnya, bila menolong secukupnya, dan bila menjadi raja banyak memaafkan.
Pembahasan contoh-contoh saja’ ( sajak )
   Bila kita perhatikan dua contoh pertama, kita dapatkan masing-masing terdiri atas dua bagian kalimat yang huruf akhirnya sama. Bila kita perhatikan contoh ke tiga, kita dapatkan ia terdiri atas lebih dari dua kalimat bagian yang huruf akhirnya sama. Kalimat yang demikian disebut dengan saja’ ( sajak ). Kata yang terakhir dari setia bagian kalimat itu disebut fashilah. Dan fashilah itu selamanya dimatikan huruf akhirnya dalam kalam natsar ( prosa ) karena wakof ( berhenti membca ).
    Sajak yang paling baik adalah yang bagian – bagian kalimatnya seimbang, dan sajak tidak indah kecuali rangkaian kalimatnya bagus, tidak dibuat-buat, dan bebas dari pengulangan yang tidak berfaedah, sebagaimana kita lihat pada contoh. [2]

       Saja’ adalah persesuaian dua akhir kata pada huruf akhirnya  Fashilah adalah kata terakhir dari suatu kalimat yang dibandingkan dengan kalimat yang lainnya. Dua kalimat yang dibandingkan ini disebut qorinah, kemudian qorinah yang dibandingkan disebut faqroh.[3]

   3.      Pembagian Saja’
Saja’ terbagi tiga:
1). Saja’ Mutharraf yaitu yang antara kedua fasilah itu berbeda wazannya tapi sama huruf akhirnya.
هو ما اختلفت فاصلتاه فى الوزن واتفقتا فى الحرف الأخر
Contoh seperti firman Allah SWT:
مَالَكُمْ لاَ تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا * وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا *
Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia Sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. (Q.S Nuh:13-14)
Kata ‘waqoro”  beda wazan dengan kata “athwaro” yang mana “waqoro” dengan harakat fathah sedang “athwaro” sukun, namun keduanya sama dalam huruf akhirnya yaitu huruf ro’ .
Dan seperti firman Allah SWT:
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَدًا * وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا *
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak?(Q.S An-Naba:6-7)
2). Saja’ Murashsha’ yaitu saja’ yang lafadz-lafadznya pada masing-masing fasilah atau seluruhnya, sama dalam wazan dan huruf-hurufnya.
ما كان فيه الفاظ إحدى فقرتين كلها او أكثر مثل ما يقابلهامن الفقرة الأخرى الوزن واتفقتا
Contoh syairkarya Al-Hariri:
هُوَ يَطْبَعُ الأَسْجَاعَ بِجَوَاهِرِ لَفْظِهِ # وَيَقْرَعُ الأَسْمَاعَ بِزَوَاحِرِ وَعْظِهِ
Dia mencetak sajak-sajak dengan permata ucapannya dan mengetuk pendengaran dengan teguran-teguran nasehatnya.
Kata ‘yathbi’u” sama wazannya  dengan “yaqro’u” begitu pula dalam qofiahnya yaitu huruf ‘ain, “asja’’ sewazan dengan “asma’” , qofiah ‘ain, “lafzhi” sewazan dengan “wa’zhi”, qofiahnya zho’.  

3). Saja’ Mutawaazi yaitu saja’ yang sesuai antara kedua fasilahnya didalam wazan dan huruf akhirnya.
ما كان الإتفاق فيه فى كلمتين الاخر تين فقط

Hal ini dapat  terjadi pada tiga keadaan:
ü  Berbeda wazan dan qofiahnya secara bersamaan
ü  Beda wazan, tetapi qofiahnya tidak
ü  Beda qofiah, tapi wazan tidak

Contoh seperti firman Allah SWT:
فِيْهَا سُرُوْرُ مَّرْفُوْعَةٌ * وَ أَكْوَابُ مَّوْضُوعَةٌ *
Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan. dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya). (Q.S Al-Ghaasyiyah:13-14[4]
Qorinahn ya ada dua yaitu: سُرُرٌ مَّرْفُوعَةٌ
Dan  وَأَكْوَابٌ مَّوْضُوعَةٌ  
“sururun’ adalah setengah dari qorinah pertama yang dibandingkan dengan kata “akwabun”, qorinah kedua. Keduanya berbeda secara wazan dan qofiah
Contoh yang kedua adalah:                                                              وَالْمُرْسَلَاتِ عُرْفا
فَالْعَاصِفَاتِ عَصْفاً
الْمُرْسَلَاتِ danالْعَاصِفَاتِ berbeda wazannya , yang pertama menurut wazan “maf’alat”  dan yang kedua wazan “fa’alaat”, akan tetapi qofiahnya sama, yaitu ta’. 
Contoh yang ketiga: “hasola natiq wa shomit, halaka hasad wa syamit”, pada qorinah yang pertama kata “hasola” dibandingkan dengan ‘halaka”, keduanya berbeda qofiahnya. Qofiah yang pertama lam, yang kedua kaf.  [5]


[1] http://belajarbahasaarab.org/bab-saja/
[2] Ali al-amin & mustofa amin, terjemahan Al-balaghah waadhihah, sinar baru algensindo, hal.390.
[3] http://alby184.blogspot.com/2011/12/saja.html
[4] http://belajarbahasaarab.org/bab-saja/
[5] http://alby184.blogspot.com/2011/12/saja.html

4 comments: